Makalah Agama Islam (Khulafaurasyidin)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
            Setelah Rasululloh SAW wafat, tugas neliau sebagai nabi dan rasul tidak dapat digantikan oleh siapapun. Akan tetapi sebagai kepala negara dalam pemerintahan Islam diperlukan pengganti. Pengganti itu kemudian disebut “khulafaurrasyidin” yang artinya khalifah atau pemimpin yang memperoleh petunjuk.
            Kemudian pemerintah Islam pada masa awal sepeninggal Rasulullah SAW, masing-masing berbeda satu sama lain. Perbedaan itu mulai berbeda dari cara pemilihan para al-kulafa ‘alrasyidin yang artinya khalifah-khalifah yang dapat dipercaya, untuk menduduki tempat khlaifah (konsep pemerintah dalam Islam dipimpin oleh seorang khalifah). Namun meskipun demikian dalam kehidupan para khlaifah ini, sering dijadikan rujukan untuk teladan kepemimpinan pemerintahan keagamaan dan politiknya. Politik dan agama masih menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga persatuan umat Islam pun terjalin dengan baik.
            Bertitik tolak dari latar belakang yang ada dan memperhatikan tugas yang diberikan, maka makalah ini diberi judul “Persatuan Umat Pada Masa “Khulafaurasyidin”.






1.2 Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
-          Tujuan Format
Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Agama Islam” program S-1 Pendidikan Guru PAUD.
-          Tujuan Praktis
Untuk mengetahui tentang masa pemerintahan kekhalifahan “khulafausrasyidin” dimana pada masa ini persatuan dan penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat.

1.3 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah yang akan kami bahasa dalam makalah ini akan dibatasi sebagai berikut:
  1. Apakah yang dimaksud dengan khulafaurasyidin itu?
  2. Bagaimana peraan para khulafaurasyidin dalam membantu Rasulullah menyebarkan agama Islam?
  3. Bagaimana penyebaran agama Islam pada masa khulafaurasyidin?

1.4 Sistematika Penulisan
            Penulisan makala ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, rumusan dan sistematika.
Bab II Pembahasan Materi, berisi tentang sejarah khulafaurasyidin, daulah Umayyah dan Daulah Ababasiah.
Bab II Penutup berupa kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Masa “Khulafaurasyidin”
            Khilafah merupakan sebuah konsep pemerintahan dalam Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah. Konsep khilafah dalam Islam sejalan dengan perkembangan serta meluaslnya ajaran Islam ke berbagai wilayah dunia. Berkembanggnya Islam menembus dunia, dengan berbagai bangsa, bahasa, dan negara. Islam memasuki hati umat mengalahkan perasaan kesukuan atau kebangsaan bahkan bahasa yang menjadi cirri khas digantikan oleh persatuan, kesatuan dan persaudaraan. Semua itu tidak terlepas dari peran para khulafaurasyidin.
            Khulafaurasyidin fil ardhi yaitu khalifah Allah di muka bumi. Istilah berlaku untuk setiap orang bukan untuk seorang pemimpin puncak dalam bidang politik maupun keagamaan yang melanjutkan tradisi kenabian yang membawa mis risalah Allah ke muka bumi. (Q.S. Al-Baqarah, ayat:20).







Artinya :
Dan ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat.” Sesungguhnya kami akan menjadikan suatu kholifah di muka bumi “para malaikat menjawab: “kerusakan di muka bumi ini, dan yang akan mengalirkan darah. Padahal kami selamanya me-Maha sucikan dan memuji dan memuliakanmu?” Allah berfirman: “ sesungguhnya kamai mengetahui kepada berbagai hal yang kalian tidak diketahui.”

            Dan yang dimaksud dengan khulafaurasyidin yaitu: khlaifah yang dapat dipercaya. Pengertian lain mengatakan bahwa khulafaurasyidin adalah khaligah atau pemimpin yang memperoleh petunjuk. Mereka adalah:
1.      Abu Bakar As-siddiq
2.      Umar bin Khatab
3.      Usman bin Affan
4.      Ali bin Abi Thalib
Mereka memperoleh gelar tersebut karena selalu berusaha mengikuti gerak dan langkah Rasulullah SAW dalam segala hal. Para Khalifah sering dijadikan rujukan untuk tauladan kepemimpinan pemerintah keagamaan dan politik setelah Rasulullah SAW wafat.

2.1.1 Abu Bakar As-siddiq (11-13 H / 632-634 M)
            Abu Bakar As-siddiq sebelum menganut Islam adalah seorang sahabat nabi dan menjadi orang kepercayaan dalam menegakan dan menjungjung tinggi agama Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, ia terpilih menjadi khalifah pertama dari khulafaurasyidin.
            Abu Bakar terkenal sebagai orng yang mulia dan berbudi luhur. Di antaranya beliau berkata” janganlah engkau membunuh anak-anak, begitu pula wanita atau laki-laki yang telah lanjut usia, jangan memotong pohon kurma dan pohon apapun yang berbuah dan jangan pula menyembelih kambing atau sapi kecil untuk dimakan”.
            Pada masa pemerintahan Abu Bakar as-Siddiq mengalami berbagai macam-macam kesulitan karena hampir di seluruh jazirah Arab memberontak untuk memisahkan diri dari pemerintahan pusat. Berkat ketabahan dan ketegasan Abu Bakar, kaum pemberontak satu persatu dapat ditundukan. Untuk meredam pemberontakan itu, khalifah mengiri pasukan yang berjumlah 1.111 dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Amir bin As. 70 orang sahabat nabi Muhammad SAW yang hafal qur’an gugur. Maka khalifah memerintahkan untuk menulis kembali ayat suci Al-Qur’an yang pada masa nabi baru ditulis di kulit, batu dan pelepah qurma.

2.1.2 Umar bin Khatab (13-23 H / 634-644 M)
            Dalam masa pemerintah Umar bin Khatab yang lebih dari 10 tahun, wilayah Islam telah meluas. Irak, Persia, Syam, dan Mesir telah jatuh ke tangan Islam. Meskipun tentara Islam jumlahnya sedikit dibandingkan dengan tentara musuh, namun pada umumnya tentara Islam mempunyai mental yang jauh lebih kuat karena iman yang menyala dalam dada mereka. Demikian pula para panglima yang cakap, kompak dan tidak takut mati seperti Khalid bin Walid penakluk Syam dan Irak. Amir bin As penakluk Mesir dan saad bin Abi Waqqas penakluk Persia.
            Terhadap negara-negara yang baru ditaklukan, khalifah Umar bin Khatab bertindak hati-hati dan bijaksana sekali. Khalifah mengirim mubalig untuk mensyiarkan agama islam di wilayah yang baru. Berkat keadilan pemerintahannya dan ajaran Islam yang sederhana, tidaklah mengherankan jika kemudian rakyat berbondong-bondong memeluk agama islam dengan suka rela.
            Khalifah Umarlah yang mula-mula menyusun kas negara “baitul mal”, membentuk jabatan-jabatan (dewan), mengatur gaji pegawai dan negara mengangkat hakim, menempa mata uang, menempatkan tahun Hijriah sebagai permulaan tahun Islam, serta membuat peraturan baru lainnya. Pendeknya Kahlifah Umar adalah seorang pembangun negara Islam yang jaya.
            Khalifah Umar wafat setelah memerintah selama 10 tahun. Dalam masa pemerintahannya yang agak panjang, beliau berhasil membangun sebuah negara yang wilayahnya meliputi jazirah Arab, Persia, Syam, sebagian Afrika Utara, dan Irak. Rakyat merasa aaman tentram dan makmur. Pada masa pemerintahnya kebebasan beragama benar-benar terjamin.

2.1.3 Usman bin Affan (23-35H / 644-656H)
            Usman bin Affan lebih muda enam tahun dari usia Nabi Muhammad SAW. Ia terkenal sebagai saudagar kaya raya, harta kekayaannya banyak digunakan untu membantu dalam menegakan dan menjungjung tinggi agama Islam.
            Pada masa awal pemerintahannya segala sesuatu dapat berjalan dengan lancer. Wilayah Islam semakin luas sehingga meliputi seluruh wilayah Timur Tengah. Pada masa itulah pertama kali terbentuk angkatan laut Islam yang berhasil membeaskan pulau Cyprus Rodes dari kekuasaaan kekuasaaan armada Romawi. Tetapi lama-lama mulai terasa jalannya pemerintahan yang digerakan Usman bin Affan sedikit demi sedikit menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh khalifah sebelumnya. Hal ini disebabkan ketika diangkat sebagai khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun dan usianya semakin tua, maka beliau terpaksa mengangkat beberapa pembantu dan penasehat yang terdiri dari kaum kelaurganya atau sukunya. Lama-lama mereka lebih berkuasa daripada khalifah Usman sendiri. Usman bin Affan wafat pada usia 82 tahun setelah memerintah selama 12 tahun.
            Jasa Usman bin Affan yang paling besar adalah penulisan kembali kitab suci Al-Qur’an dalam beberapa mushaf. Selanjutnya mushaf itu dikirim ke berbagai wilayah sehingga kemurnian dan keaslian Al-Qur’an dapat dipelihara.

2.1.4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H – 656 – 660 M)
            Ali bin Thalib adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, ia lebih muda 32 tahun dari usia Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib terkenal amat dermawan, selain itu Li terkenal sebagai seorang yang pemberani. Hampir dalam setiap pertempuran ia berada di garis depan. Berkat didikan rasulullah ia selau berpegang teguh pada ajaran Islam
Sepeninggal Usman bin Affan, Medinah dalam keadaaan kacau, Berulangkali Ali bin Abi Thalib didesak kaum pemberontak untuk menggantikan kedudukan Usman bin Affan. Setelah keadaan bertambah kacau, Ali bin Abi tahlib terpaksa menerima dengan maksud menentramkan keadaan, namunselalu mengalami kegagalan akibatnya umat Islam pecah menjadi 3 golongan, yaitu:
1.      Golongan pendukung Ali bin Abi Thalib
2.      Golongan pendukung Muawiyah (Gubernur Damaskus) yang menuntut kematian Usman bin Affan agar diusut.
3.      Golongan Khawarij yaitu golongan yang tidak mendukung keduanya.
Khalifah Ali berhasil menceraiberaikan golongan khawarij, tetapi Ali bin Abi tahlib sendiri menjadi korban pembunuhan dari salah seorang golongan khawarij. Sepeninggal Ali bin Abi Thalib diangkatlah Muawiyah sebagai khalifah.

2.3 Penyebaran Agama Islam setelah Khulafaurasyidin
            Setelah berakhirnya khaligah Ali bin Abi Tahlib, berakhirlah pula masa pemerintahan khulafaurasyidin. Selanjutnya pemerintahannya diganti oleh dinasti atau keturunan bangsawan yang saling berebut kekuasaan. Keturunan bangsawan itu adalah bani Umayah dan Bani abbasiah.

2.3.1        Bani Umayyah
Khalifah-khalifah dari bani Umayyah antara lain adalah;
1.      Muawiyyah Ibnu Abu Sufyan (40-60 H / 660 – 680 M)
Muawiyyah adalah pendiri daulah bani Umayyah yang terkenal sebagai diplomat ulung. Dalam hal pengaturan dan penyusunan istana, ia mengikuti adat istiadat Romawi yang penuh dengan kesenangan duniawi, sehingga berlainan dengan contoh teladan yang telah ditinggalkan oleh rasulullah dan khulafaurasyidin.
2.      Yazid ibnu Muawiyyah (60-63 H / 680 – 683 M)
Yazid diangkat sebagai khalifah berdasarkan wasita bapaknya, Muawiyyah. Pengangkatan ini mendapat tantang dari pemuka-pemuka dan sahabat karena bertentangan dengan persetujuan yang telah dicapai antara Hasan dan Muawiyyah.

3.      Muawiyah ibnu yazid
Setelah Yazid meninggal diganti oleh puteranya, Muawiyyah ibnu Yazid. Ia disebut Muawiyyah II berhubung keadaan kesehatannya yang tidak baik dan sulit mempertanggungjawabkan perbuatan ayahnya, masa jabatannya hanya berumur 40 hari.
4.      Marwan ibnu Hakam
Ia hanya berksempatan memangku jabatan selama 9 bulan.
5.      Abdul Malik ibnu Marwan
Abdul Malik terkenal sebagai khalifah yang cerdas dan bijaksana. Ia dianggap sebagai pembangun daulah Bani Umayyah kedua setelah Muawiyyah ibnu Abu Sufyan.
6.      Walid ibnu Abdul Malik
Masa pemerintahannya adalah masa paling gemilang bagi Daulah Umayyah. Walid berhasil memperluas wilayah dengan penaklukan, baik ke timur maupun ke barat. Penaklukannya disertai dengan pembangunan di segala bidang, seperti mesjid, rumah sakit, jalan dan lain-lain.
7.      Sulaiman bin Abdul Malik
Sulaiman sebagai putera mahkota ke-2 menggantikan Walid bin abdul Malik. Ia kurang bijaksana dalam mengatur siasat pemerintahan dan terlalu menurutkan hawa dendam terhadap panglimanya yang telah banyak berjasa banyak kepadanya.


8.      Umar bin Abdul Azis (717 – 720 M)
Umat bin Abdul Azis terkenal sebagai khalifah yang bijaksana, shaleh, penuh tanggung jawab sehingga ia diberi gelar Farouk II, sedangkan Farouk I adalah Umar bin Khatab.
9.      Yazid bin Abdul Malik (720 -724 M)
Setelah menduduki jabatan khalifah, ia cepat terpengaruh untuk mengikuti panggilan hawa nafsunya, kemewahan. Hal itu menimbulkan banyak pemberontakan dan member peluang kepada lawan-lawannya yaittu dari bani Abbasiah untuk menyiapkan pemberontakan yang dimulai dari daerah Khurasan.
10.  Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)
Hisyam adalah seorang khalifah yang bijaksana dan perkasa. Akhirnya kekuasaan Bani Umayyah jatuh pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad tahun 750M.

2.3.2        Masa Abbasiah
Adapun khalifah-khalifah bani Abbas adalah antara lain :
1.      Abdul Abbas sffah (749-754)
Beliau memusatkan siasat pemerintahannya untuk mengukuhkan kekuasaan dengan jalan melakukan tindakan tangan besi terhadap lawan politiknya yaitu dari Bani Umayyah.
2.      Abu Jaffar al-Mansyur 9754-775 M)
Pada masa pemerintahannya ia memajukan ilmu pengetahuan mendirikan kota bagdad sebagai ibu kota pemerintahan Islam, mendirikan jawatan kehakiman, kepolisian, pajak dan pos untuk memperlancar jalannya roda pemerintahan di seluruh daerah.
3.      Al-Mahdi (775 – 785 M)
Pada masanya keadaaan telah aman dan stabil. Maka dapat dilakukan pembangunan-pembangunan yang penting, seperti memperluas masjidil haram, member bantua tetap pada fakir miskin, memperbaiki jalan antara Madinah, Mekkah dan Yaman.
4.      Musa Al-Hadi (785-786 M)
Masa pemerintahannya tidak berlangsung lama dia banyak menghadapi pemberontakan.
5.      Harun Al-Rasyid (786-809 M)
Beliau terkenal dalam sejarah sebagai seorang khalifah yang penuh wibawa, dicintai rakyatnya, disegani lawan dan kawan. Jaman keemasan  itu menjadi buah bibir, baik di barat maupun di timur sejak masa itu sampai sekarang. Ilmu pengetahuan dan peradaban tumbuh dengan baik.
6.      Al-Amin (809 – 813 M)
Beliau adalah putera mahkota yang diwasiatkan oleh Harun Al-Rasyid sebagai penggantinya.
7.      Al-Makmun (813-833 M)
Khalifah Al-Makmun bersikap lebih dekat, melanjutkan perhatian terhadap ilmu pengetahuan.
8.      Muhammad al-Mutasin (833 – 842 M)
Beliau lebih banyak member kepercayaan kepada para pegawai istana yang berasal dari Turki daripada tentara yang berasal dari Arab ataupun dari Persia.
9.      Harun al-Watsin (842-847 M)
Pada zaman ini pepecahan di kalangan kerajaan Islam bertambah parah akibat dari politik yang dijalankan oleh Al-Mutasin. Maka berakhirlah masa kekuasaan Bani Abbasiah.
















BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Persatuan, kesatuan dan persaudaraan umat Islam telah terjalin dengan baik dan banyak mengalami perpecahan telah tercermin sejak jaman dulu ketika rasulullah SAW dan setelah beliau wafat. Persatuan umat islam dalam penyebaran agama Islam dilanjutkan oleh para khulafaurasyidin yang terdiri dari:
  1. Abu Bakar As-siddiq (11-13 H / 632-634 M)
Jasa beliau antara lain :
a.       Menulis kembali ayat suci Al-Qur’an yang pada masa nabi Muhammad SAW baru ditulis di lembar kulit, batu atau pelepah kurma.
b.      Berhasil menyelamatkan  umat Islam dari jurang kehancuran.
  1. Umar bin Khatab (13-23 H / 634-644 M)
Pada masa pemerintahannya, telah dilakukan hal-hal berikut:
a.       Khalifah Umarlah yang mula-mula menyusun kas negara “baitul mal”, membentuk jabatan-jabatan (dewan), mengatur gaji pegawai dan negara mengangkat hakim, menempa mata uang,
b.      Menempatkan tahun Hijriah sebagai permulaan tahun Islam, serta membuat peraturan baru lainnya. Pendeknya Kahlifah Umar adalah seorang pembangun negara Islam yang jaya.
c.       membangun sebuah negara yang wilayahnya meliputi jazirah Arab, Persia, Syam, sebagian Afrika Utara, dan Irak. Rakyat merasa aaman tentram dan makmur. Pada masa pemerintahnya kebebasan beragama benar-benar terjamin.
  1. Usman bin Affan (23-35H / 644-656H)
a.       Pada masa itulah pertama kali terbentuk angkatan laut Islam.
b.      Penulisan kembali kitab suci Al-Qur’an dalam beberapa mushaf. Selanjutnya mushaf itu dikirim ke berbagai wilayah sehingga kemurnian dan keaslian Al-Qur’an dapat dipelihara.
  1.  Ali bin Abi Thalib (35-40 H – 656 – 660 M)
Khalifah Ali berhasil menentramkan keadaan umat Islam yang sedang kacau dan terpecah belah.
                        Setelah masa khulafaurasyidin maka kekuasaan Islam dilanjutkan oleh bani Umayyah, sebagai berikut:
1.      Muawiyyah Ibnu Abu Sufyan (40-60 H / 660 – 680 M)
2.      Yazid ibnu Muawiyyah (60-63 H / 680 – 683 M)
3.      Muawiyah ibnu yazid
4.      Marwan ibnu Hakam
5.      Abdul Malik ibnu Marwan
6.      Walid ibnu Abdul Malik
7.      Sulaiman bin Abdul Malik
8.      Umar bin Abdul Azis (717 – 720 M)
9.      Yazid bin Abdul Malik (720 -724 M)
10.  Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)
Kemudian Bani Abbasiah berhasil menghancurkan daulah Umayyah dan mendirikan dinasti baru yang antara lain adalah :
1.      Abdul Abbas sffah (749-754)
2.      Abu Jaffar al-Mansyur 9754-775 M)
3.      Al-Mahdi (775 – 785 M)
4.      Musa Al-Hadi (785-786 M)
5.      Harun Al-Rasyid (786-809 M)
6.      Al-Amin (809 – 813 M)
7.      Al-Makmun (813-833 M)
8.      Muhammad al-Mutasin (833 – 842 M)
9.      Harun al-Watsin (842-847 M)

3.2        Saran
Meskipun kita tidak mengetahui secara langsung perjuangan khualarurasyidin dalam menegakan persatuan umat Islam dan dalam penyebaran Agama Islam, tapi kita patut meneladaninya, diantaranya :
1.         Kita harus menghargai perjuangan para khualaurasyidin
2.         Kita harus mencontoh sikap persaudaraan dan persatuan umat Islam, seperti yang telah dilakukan oleh para khulafaurasyidin.
3.         Kita harus bida menjaga persaudaraan dan persatuan sesame umat Islam yang telah terjalin jangan sampai tercerai berai.


DAFTAR PUSTAKA

Soepardjo. 2003. Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Mandiri.

Khomaini. 2002. Sistem Pemerintahan Islam. Jakarta: Pustaka Zahrah

Ramlan, Af Zalur. 1991. Nabi Muhammad seorang Pemimpin Militer. Jakarta: Bumi Aksara.





Belum ada Komentar untuk "Makalah Agama Islam (Khulafaurasyidin)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel