Makalah Pedidikan Jasmani Untuk Anak


PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang Masalah

Dunia anak adalah dunia bermain, dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali yang ada dalam fikiran anak adalah bermain. Maka wajar apabila bermain merupakan salah satu prinsip dasar dalam pendidikan anak usia dini. Melalui bermain anak akan belajar berbagai hal, antara lain anak akan belajar mengenal lingkungan di sekitarnya, belajar dalam menguasai beberapa keterampilan hidup seperti keterampilan berbahasa, bersosialisasi, dan lainnya.
Begitu pentingnya kegiatan bermain dalam kehidupan anak, sehingga kegiatan bermain harus menjadi sebuah proses agar anak mendapatkan pengalaman hidup. Orang tua atau guru harus memfasilitasi kegiatan bermain agar mampu memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui kegiatan bermain maka kreatifitas anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Piaget, seorang ahli pendidikan, berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang sangat penting dalam proses belajar anak, melalui bermain anak akan didorong untuk bereksperimen dan tumbuh dengan baik dalam kehidupannya (Marlan E Borden, 2001:37).
Salah satu tujuan perkembangan anak usia dini adalah merangsang pertumbuhan fisik-motorik melalui kegiatan-kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga. Pentingnya kegiatan fisik-motorik pada anak, menurut Jhon Santrock (2010:3010, karena partisipasi anak dalam olah tubuh dapat memberikan latihan dan kesempatan anak untuk bersaing, meningkatkan harga diri, dan memperluas pergaulan dan persahabatan teman sebaya.
Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga dalam pendidikan anak usia dini harus mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini, antara lain seperti yang telah diuraikan di atas, melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain dapat dilakukan dengan berbagai model yang sederhana dan dapat dirancang oleh guru dengan media-media yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga untuk anak usia dini dilakukan baik langsung maupun tidak langsung, contoh kegiatan langsung misalnya melalui kegiatan senam anak, sedangkan kegiatan olahraga tidak langsung misalnya kegiatan-kegiatan yang merangsang penggunaan fisik-motorik anak dalam prosesnya.
Berdasarkan uraian di atas, kami akan mencoba mengkaji beberapa bentuk permainan yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak,  sehingga setidaknya mampu meransang salah satu bentuk kecerdasan anak, yaitu kecerdasan kinestetik, yaitu kecerdasan yang memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam berbagau aktivitas seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1.      Apakah manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini?
2.      Bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam merangsang kecerdasan kinestetik anak?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang bentuk-bentuk permainan dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini adalah:
1.         Mengetahui manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
2.         Menguraikan bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam merangsang kecerdasan kinestetik anak.

D.       Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I   Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan dan tujuan
Penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II  Pembahasan, berisi materi kajian yaitu bentuk-bentuk permainan anak dalam
             Meningkatkan kecerdasan kinestetik anak
Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.          Manfaat Bermain Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik
Menurut Solehuddin (1997:77) bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara instrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel. Semakin kuat ciri-ciri termuncul dalam sebuah kegiatan maka semakin jelaslah bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan bermain.
Hal yang tidak dipungkiri bahwa bermain merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan pada kehidupan anak. Bermain merupakan aktivitas utama anak ketika ia dalam keadaan terjaga, sebab melalui bermainlah anak belajar berbagai hal, memahami kehidupan dan mengumpulan informasi mengenai sesuatu. Sehingga dalam pendidikan anak, bermain merupakan alat belajar utama dalam mencapai tujuan pendidikan anak. Selain itu, bermain mempunyai multi fungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam hal ini Solehuddin (1997:79)  menyatakan bahwa:
Bermain memungkinkan anak untuk membangun pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan social, mengembangkan kecakapan untuk mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa memiliki kemampuan, dan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya.
           
            Salah satu tujuan bermain seperti di uraikan Solehuddin di atas salah satunya adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya. Sebab dalam bermain biasanya mendorong anak untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Selain itu, masih banyak manfaat kegiatan bermain dalam mendorong bentuk-bentuk kecerdasan lainnya.

B.        Bentuk-bentuk Permainan Yang Mendorong Kecerdasan Kinestetik
Dalam dunia anak, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan yang integral pula. Artinya, guru tidak akan dapat memisahkan kegiatan-kegiatan secara spesifik, sebab tujuan-tujuan dalam satu kegiatan pun sangat beragam, baik untuk mendorong perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan motoriknya. Oleh karena itu, spesifikasi yang dilakukan dalam makalah ini hanyalah untuk memberi focus yang lebih jelas terhadap masalah yang dikaji, sehingga pada hakekatnya satu permainan tidaklah hanya mempunyai satu tujuan perkembangan tetapi dapat pula mencakup tujuan perkembangan anak lainnya.
Berikut beberapa bentuk permainan yang mampu meningkatkan keterampilan motoriknya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung mampu pula merangsang kecerdasan kinestetik (tubuh) sebagaimana yang diungkapkan dalam teori Howard Garnerd mengenai kecerdasan majemuk.

1.      Bermain Basket
Tujaun permainan ini adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak berlatih koordinasi mata dengan tangannya, selain itu dalam permainan ini sang pelempar dengan jaringnya sama aktif.
Cara permainan:
-       Hamparkan selembar kertas Koran di atas lantai sebagai titik pinalti atau pijakan anak dalam melempar. Dorong anak untuk melempar bola ke dalam “ring” dari titik pinalti tersebut.
-       Buatlah bulatan dengan tangan (tutor) sebagai “ring”nya, kemudian tutor boleh bergerak, misalnya memutari anak, untuk melatih anak mengkoordinasikan pengamatannya.
-       Apabila anak merasakan kesulitan dalam memasukan bola dalam dalam “ring” , gerakan dengan sengaja “ring” kea rah bola yang dilempar sehingga bola masuk dan anak tidak menjadi frustasi.

2.      Bisbol Bola
Tujuan permainan ini adalah anak belajar tentang proses suatu gerakan dilakukan, mulai mata menatap objek, otak memerintahkan tangan untuk memukul, sampai tangan melaksanakan perintah tersebut.
Cara permainan:
-          Buatlah pemukul dari kertas koran yang digulung, atau benda lain yang tidak berbahaya. Jangan gunakan pemukul dari bahan-bahan keras seperti kayu, besi atau jenis lainnya.
-          Berikan alat pemukul tersebut kepada anak, yang harus digunakan anak untuk memukul balon yang terbang bergerak pelan.
-          Jumlah balon disesuaikan dengan jumlah anak, dalam satu kali permainan jangan terlalu banyak anak agar mereka dapat bergerak dengan lebih bebas.
3.      Balapan unik
Tujuan dari bentuk permainan fisik ini adalah agar anak-anak belajar mengendalikan tubuhnya untuk melakukan gerakan dengan cara tertentu. Mereka juga belajar mengatur dan memperkuat keseimbangannya dalam melakukan gerakan yang tidak biasa.
Cara permainan:
-          Surun beberapa anak (misalnya 3-5 orang) untuk melakukan balapan dengan berjalan menggunakan bagian telapak kaki kaki bagian belakang sampai ke finis.
-          Balapan juga dapat menggunakan alat tubuh lainnya, seperti berjalan memakai tumir, jongkok, balapan mundur, berjalan kepiting (berjalan menyamping)m melompat satu kaki, melompat mundur, atau berjalan sambil berpegangan tangan.

4.         Lemparan variatif
Permainan ini bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan tangan, sehingga dapat pula merangsang perkembangan kemampuan lainnya, seperti menulis, menyimpan benda kecil, dan lainnya. Ketika kita mengarahkan dengan otak dan melihat dengan mata, anak dapat menyelesaikannya dengan tangan.
Cara permainan:
-          Buatlah bola dari gulungan kertas atau plastik, rekatkan dengan menggunakan selotip. Selain itu bola busa, bola kantong kacang yang  jenis bola yang ringan dapat dijuga untuk permainan ini.
-          Cara permainannya antara lain melempar bola rendah atau tinggi kemudian tangkap dengan tanga, atau melempar bola kemudian tepuk tangan sekali dan tangkap.
-          Selain itu, dapat dilakukan dengan meletakan bola di atas, lalu anak kepala anak dicondongkan ke depan dan tangkap bolanya.
-          Tangkap bola sambil di atas satu kaki, dan atau variasi lainnya.

5.      Balon Melayang
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan tangan, gerak kaki dan kerjasama tim.
Cara permainan:
-          Siapkan balon, mulailah dengan kegiatan di mana setiap anak memukul balon dengan tangan agar tidak menyentuh tanah. Sejumlah anak dalam satu tim harus mempertahankan balon agar tidak menyentuh tanah.
-          Berilah nomor pada setiap anak, ketika balon dipukul anak nomor 1 maka gilirannya berikutnya adalah anak nomor 2, dan seterusnya sampai kembali lagi ke anak nomor 1.
-          Jika balon menyentuh tanah, mulailah dari pemain nomor 1 kembali.
-          Gunakan bagian-bagian tubuh berbeda dalam memukul balon, seperti kepala, siku, telunjuk, atau bagian lainnya.
-          Dapat juga divariasikan dengan menggunakan jaring (tali) sebagaimana dalam permainan bola voli.

6.      Ular Bergoyang
Permainan ini bermanfaat dalam melatih koordinasi mata dengan kaki, juga melatih keseimbangan tubuh. Selain itu, permainan ular bergoyang dapat melatih mengembangkan refleksnya, karena hanya punya sepersekian detik untuk menginjak tali sebelum tali itu bergerak.
Cara permainan:
-          Sediakan tali atau sumbu kompor, pegang ujung satunya, dengan lembut goyang-goyang ujung tali yang anda pegang seperti ular. Lakukan sambil berputar atau berjalan.
-          Anak disuruh untuk menginjak ujung tali yang bergerak tersebut, mulailah dengan gerakan yang mudah dan kemudian berilah gerakan-gerakan tali yang lebih sulit agar anak tertantang.
-          Pemegang tali dapat juga dilakukan oleh anak lainnya, sehingga terdapat variasi yang menyenangkan.



7.      Karambol Uang Receh
Permainan ini melatih otot kecil pada tangan sekaligus kepekaan ketika menaksir tenaga yang digunakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Cara permainan:
-          Bagikan beberapa koin kepada setiap anak. Tunjukan cara menggerakan koin  dengan dorongan atau sentakan jari.
-          Tutor menggerakan koin, kemudian beberapa anak berusaha menabrakan koin tersebut dengan koin mereka yang disentakan dengan jari.
-          Setiap yang berhasil menambrakan koin terlebih dahulu diberi poin, dan begitu seterusnya.

8.      Melompati Bentuk
Permainan ini sangat berguna untuk memperkuat otot kaki anak, selain itu anak juga dapat belajar bentuk-bentuk benda. Sehingga selain kemampuan kinestetiknya, kemampuan logis-matematisnya juga dapat dilatih.
Cara permainan:
-          Buatlah bentuk-bentuk benda dari kertas Koran atau bahan lainnya, bentuk dapat berupa lingkaran, segi tiga, segi empat atau lainnya.
-          Rentangkan bentuk-bentuk tersebut berjajar ke depan, buatlah jarak antar bentuk dengan menyesuaikan dengan kemampuan melompat anak.
-          Suruh anak melompat bentuk-bentuk kertas tersebut sambil menyebut bentuk benda yang dilompatinya. Misalnya, segi empat, segi tiga, lingkaran, dan seterusnya.

9.      Permainan tradisional (oray-orayan)
Banyak permainan tradisional yang dapat merangsang perkembangan motoric (kinestetik) anak. Biasanya permainan tradisional anak dapat berupa permainan benda, nyayian dan gerak atau menggambung dua atau lebih bentuk tersebut. Beberapa permainan seperti petak umpet, oray-orayan dan lainnya sangat baik dalam merangsang perkembangan motoric anak.
Berikut adalah salah satu permainan tradisional, yaitu oray-orayan yang dapat merangsang perkembangan motoric anak sekaligus salah satu bentuk bermain anak.
Dalam tradisi Sunda, permainan ini lazim dilakukan oleh anak-anak ketika mereka sedang bermain. Permainan oray-orayan  merupakan permainan yang cukup dinamis, menggabungkan aspek gerakan dan menyanyi, sehingga sangat disukai oleh anak-anak. Adapun syair nyanyian permainan oray-orayan adalah sebagai berikut:
1.      Oray-orayan, luar leor mapay sawah
Tong ka sawah, di sawah keur seudeung beukah
2.      Oray-orayan, luar leor mapay kebon
Tong ka kebon, di kebon loba nu ngangon
Oray –orayan luar leor mapay leuwi
Tong kaleuwi di leuwi loba nu mandi
3.      Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi
Saha anu mandi, anu mandina pandeuri
Oray-orayan oray naon oray bungka
Bungka naon bungka laut laut naon
Laut dipa dipa naon dipandeuri
Ri ri ri ri ri ri
               ORAY BUNGKA
Oray bungka keur lapar taya hakaneun
Luar leor pasamon pikagilaeun
Matana curinghak sungutna calawak
Nembongkeun gugusi rek nyaplok nu tipandeuri
Luar-leor hulu rek ngahakan buntut
Kupat-kepot sang buntut sieun karebut
Hulu rek ngorontok, buntut lumpat kagok
Buntut kabeunangan sorakna aeuh-aeuhan

Sambil bernyanyi, semua anak saling memegang pundak secara berurutan menyerupai ular mereka meliuk-liuk mengikuti irama nyanyian, dan setelah ada tanda tertentu, anak yang depan yang diibaratkan kepalanya harus menangkap anak yang paling belakang yang diibaratkan ekornya.
           










BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Berikut ini kami uraikan hasil kesimpulan makalah ini, yaitu:
1.         Bermain merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, sehingga dalam pendidikan anak usia dini, kegiatan bermain harus merupakan prinsip dasar yang menyatu dalam kegiatan belajar.
2.         Dalam merangsang perkembangan fisik-motorik anak, kegiatan yang dirancang tutor juga dapat divariasikan dengan berbagai bentuk permainan, baik permainan yang sudah ada (modern dan tradisional) atau permainan hasil pemikiran tutor.
3.         Bentuk permainan bola basket, berjalan unik, bola bisbol, balon melayang, ular bergoyang, dan lainnya dapat digunakan untuk merangsang perkembangan motoric dan koordinasi antara bagian-bagian tubuh anak.
4.         Demikian pula bentuk permainan tradisional (sunda) dapat digunakan dalam mencapai tujuan tersebut, dan permainan oray-orayan dapat dijadikan pilihan.

B.        Saran
Setelah mengkaji berbagai hal di atas, maka penulis menyarankan agar dikembangkan berbagai jenis permainan yang secara terpadu diterapkan dalam proses pembelajaran anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Marian E Borden. 2001. SMART STRART, Panduan Lengkap Memilih Pendidikan Prasekolah Balita Anda. Kaifa:Bandung
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
Santrock, Jhon W. 2010. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Airlangga.

Umi. Kayam. 2009. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Bandung: Media Kita.

__________. 2009. Filosofi dan Teori yang Mendasari Pendidikan Anak Usia Dini, Modul 5. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.

Sumber internet :
http:/www.asianbrain.com
www.lintas berita.com
http://af-zafacabook.com












Lampiran

Rencana Kegiatan Pembelajaran Harian


Hari tanggal                     :  Senin,
Anak Usia                        :  4-5 tahun
Sentra                              :  Seni
Tema                                :  Binatang
Isi materi                          Binata berkaki empat
Waktu                              :  08.00 – 10.00 WIB

A.    Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan bermain anam mampu :

  1. Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
  2. Bergerak dengan berbagai variasi
  3. Membedakan berbagai jenis suara
  4. Mengelompokan benda yang sama dan sejenis
  5. Sabar menunggu giliran dan terbiasa antri
  6. Menggerakan tubuh mengikuti irama.

B.     Konsep pengetahuan /metode pembelajaran

  1. Berdo’a sebelum dan sesudah belajar
  2. Menirukan jalannya binatang
  3. Meenirukan suara binatang
  4. Mengelompokan berdasarkan bentuk,  warna dan ukuran yang sama
  5. Tertib dalam bermain dan sabar
  6. Bergerak sesuai irama

C.    Kegiatan Belajar

1.      Pijakan lingkungan

·         Menyiapkan kegiatan main di sentra persiapan yang terdiri dari :
·         Menyiapkan bahan dan alat main untuk mengelompokan
·         Menyiapkan bahan dan alat main yang terdiri atas kertas bergamb ar kelinci, lem kapas putih,kancing berwarna merah.


2.      Kegiatan Pembukaan di luar

·         Anak diajak bernyanyi dengan gerakan menirukan suara dan jalannya binatang

·         Anak disuruh antri mencuci tangan ke toilet atau minum
·         Menuju ke sentra dengan tertib


  1. Pijakan sebelum main
·         Setelah anak selesai bermain , lalu mengajak anak untuk :
·         Menyapa anak
·         Berdo’a sebelum belajar
·         Mengabsen kehadiran anak
·         Bercerita tentang sebuah cerita
·         Bermain menirukan suara binatang dan menyusun nama binatang

·         Membangun gagasan anak
·         Mendiskusikan aturan main
·         Menjelaskan tata cara bermain, yang antara lain adalah:
-Anak memberi lem pada gambar kelinci
-          Anak menabur kapas pada gambar kelinci
-          Lalu anak menempelkan kancing berwarna merah pada gambar kelinci srbagai matanya
-          Membereskan alat dan bahan main yang sudah digunakan
·         Menjelaskan transisi main
·         Mempersilahkan anak-anak bermain.

4.      Pijakan saat main

·         Memberikan waktu yang cukup pada anak saat bermain
·         Mengembangkan dan memperluas bahasa anak
·         Membangun gagasan anak
·         Mengembangkan interaksi sosial pada anak
·         Membantu anak yang kesulitan pada saat bermain
·         Memberi pujian dan mencatat perkembangan anak
·         Memberi motivasi dan mengamati anak
·         Memberitahukan anak untuk bersiap-siap menyelesaikan tugasnya
·         Mengumpulkan hasil karya anak

5.      Pijakan setelah bermain

·         Membereskan bahan dan alat bermain
·         Anak diajak kembali duduk melingkar
·         Menceritakan kembali kegiatan anak
·         Melakukan tanya jawab dengan anak
·         Diakhiri dengan berdo’a sesudah belajar dan ucapan salam
·         Anak dipersilahkan untuk pulang

  1. Alat/Bahan Yang Diperlukan
1.      Kertas warna-warni
2.      Gambar kelimci, kapas
3.      Kancing warna-warni

    Wado, November 2010
Ketua Penyelenggara                                           Pendidik


___________________                                     ____________________

1 Komentar untuk "Makalah Pedidikan Jasmani Untuk Anak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel